Di susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tauhid
Dosen Pengampu : Eko Sumadi,S.Pd.I,M.Pd.I.
Disusun
Oleh :
Maya
Iswanti ( 1410110389 )
Sudarlan
( 1410110405 )
Abdul Munif ( 1410110416 )
JURUSAN
TARBIYAH/ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI KUDUS (STAIN)
2015.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Fenomena syirik, bid’ah, khurafat tahayyul
dan pelanggaran tauhid banyak terjadi di masyarakat kita, karena kurangnya
pengetahuan mereka tentang masalah tauhid dan keimanan, serta hal-hal yang bisa
mendangkalkan bahkan merusak akidah (keyakinan) seorang muslim.
Termasuk yang merusak tauhid adalah meminta keberkahan kepada
seseorang dan mengusap-usapkan tangan padanya dan meminta berkahnya atau
meminta keberkahan kepada pohon-pohonan, batu-batuan atau benda lainnya atau
membuat (mengadakan) sesuatu tanpa ada keterkaitan dengan syariat islam. Bahkan
ada sekelompok muslimin yang menyakini tawassul dengan keyakinan yang keliru,
banyak masyarakat yang menyalah artikan, mereka berlebih-lebihan dalam
menganggap para wali dan orang-orang saleh, yaitu dengan menyamakan derajat
mereka dengan Rasulullah SAW atau menyangka bahwasannya diantara mereka ada
yang mencapai derajat ma’sum (tidak pernah salah). Seandainya mereka kembali
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, pasti mereka akan mengetahui makna yang
sebenarnya.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian Syirik dan jenis-jenisnya ?
2.
Apa pengertian Bid’ah dan penyamaan
amalan yang baru dengan amalan syari’ah ?
3.
Apa pengertian Khurafat dan macam-macamnya ?
4.
Apa pengertian Takhayyul dan macam-macamnya ?
5.
Apa pengertian Tawassul dan macam-macamnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Syirik
1.
Pengertian
Syirik menurut bahasa artinya bersekutu atau berserikat. Dalam
istilah ilmu tauhid, syirik digunakan dalam arti mempersekutukan Tuhan lain
dengan Allah, baik persekutuan itu mengenai zat-Nya, sifat-Nya, af’al-Nya,
maupun mengenai ketaatan yang seharusnya ditujukan kepada Allah SWT. Syirik
adalah lawan kata tauhid, yang berarti mengesakan Allah dan mensucikan-Nya dari
segala jenis persekutuan. Syirik adalah dosa terbesar dengan apa seorang
manusia mendurhakai Alloh Swt.[1]
Firman Alloh :
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar".
( Q.S.Luqman:13)
Allah mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa
besar seperti syirik. [2]
Artinya
: sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar (Q.S. An Nisaa : 48)
Berdasarkan maknanya, syirik dibagi menjadi tiga jenis :
Pertama, syirik dalam rububiyah. Maksudnya menyamakan Allah
dengan sesuatu yang lain dalam hal rububiyah yang menjadi kekhususan Allah,
atau menisbatkan salah satu makna rububiyah kepada sesuatu atau seseorang,
seperti menciptakan, memberikan rizki, menghidupkan, mematikan dan lainnya.
Jenis ini biasanya disebut tamtsil (penyerupaan) atau ta’thil (peniadaan).
Contoh: menyembah patung.
Kedua, syirik dalam uluhiyah. Maksudnya, menyamakan sesuatu
atau seseorang dalam kelayakan disembah dan ditaati yang menjadi kekhususan
Allah seperti: sholat, puasa, nadzar dan menyembelih kurban untuk selain Allah.
Jenis ini secara umum disebut syirik. Contoh : Ritual-ritual di Bali.
Ketiga, syirik dalam nama-nama dan sifat-sifat Alloh.
Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang dengan Allah dalam nama dan sifat
yang menjadi kekhususan Allah. Jenis ini biasanya juga disebut tamtsil
(penyerupaan).
2.
Jenis-jenis syirik
Adapun
jenis-jenis syirik, yaitu :
1.
Syirik Besar, mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal
di dalam neraka. Syirik besar ada empat macam, yaitu:
a). Syirik Dakwah (Do’a)
Firman Allah :
“Maka
apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba
mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”(QS.Al-Ankabut: 65)
b). Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan
Firman Allah :
“Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan ”(QS. Huud: 15-16)
c). Syirik Ketaatan
Firman Allah :
“Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain
Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”(QS.At-Taubah:
31)
d). Syirik Mahabbah (Kecintaan)
Firman Allah :
“Dan diantara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”(QS.Al-Baqarah: 165).[3]
2.
Syirik Kecil, tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam. Syirik kecil
ada dua macam, yaitu:
a). Syirik Zhahir (Nyata), syirik kecil dalam bentuk ucapan dan
perbuatan.
“Dan
kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki
Allah, Tuhan semesta alam.”(QS.At-Takwir: 29)
b). Syirik Khafi (Tersembunyi), syirik dalam hal keiginan dan niat,
seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang).
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali. ”(QS.An-Nisa: 142)
B.
Bid’ah
1.
Pengertian
Bid'ah menurut bahasa, diambil dari bida' yaitu mengadakan
sesuatu tanpa ada contoh, syaikh al fazan memberikan pengertian :
الاختراع على غير مثال سابق
bahwa bid’ah itu adalah mengadakan sesuatu yang belum ada
sebelumnya.
Sedangkan
secara umum, syaikh asyathibi memberikan pengertian bid’ah sebagai berikut:
العمل
الذي لا دليل عليه في الشرع بدعة
amalan
yang tidak ada dalilnya dalam syari’at yang diada-adakan
Syaikh asyathibi memberikan pengertian
tentang bid'ah dengan dua macam :
عبارة
عن طريقة في الدين مخترعة تضاهي الشرعية يقصد بالسلوك عليها المبالغة في التعبد
لله سبحانه ، وهذا على رأي من لا يدخل العادات في معنى البدعة
Bid'ah adalah penjelasan sebuah
metode,cara atau ritual yang diciptakan (ditemukan) yang menyerupai syari'at,
dengan maksud untuk menempuh cara berlebihan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Makna ini adalah yang di ambil oleh para ulama yang berpandangan bahwa adat
istiadat itu tidak termasuk dari bid'ah.
طريقة
في الدين مخترعة تضاهي الشرعية يقصد بالسلوك عليها ما يقصد بالطريقة الشرعية
Bid'ah adalah cara baru dalam agama
yang menyamai syari'at, yang dimaksudkan untuk menapaki seperti apa yang di
maksudkan dalam syari'at (maksudnya sama dengan syari'at).
Dan itu adalah makna yang diambil oleh
ulama yang memasukan adat istiadat kepada bid'ah.
Syaikh menjelaskan secara detail
tentang makna bid’ah diatas satu persatu.
Maksud dari kataتضاهي الشرعية (menyerupai
syari’at) itu adalah
أنها
تشابه الطريقة الشرعية من غير أن
تكون في الحقيقة كذلك
yakni menyamakan cara beribadah dengan
yang selainnya yang bukan merupakan hakikat sebenarnya.[4]
2. Menyamakan amalan yang baru dengan amalan syari’ah itu ada
beberapa sisi
diantaranya
adalah :
1. Siapa saja yang melazimkan tata cara dan bentuk peribadatan
secara mu’ayyan (membatasi, menentukan, menetapkan), seperti menetapkaan dzikir
berjamaa’h dengan bersama-sama satu suara, merayakan hari ulang tahun nabi, dan
yang serupa dengannya.
2. Siapa
saja yang melazimkan peribadatan degan menentukan waktunya, padahal tidak ada
penetapan dalam syari;at, seperti shoum pada hari nishfu sya’ban dan shalat
tahajjud pada malam harinya.
Beginilah bentuk dari kebid’ahan,
mereka mengada-ngadakan ibadah yang baru, hanya untuk agar mereka lebih dekat
dengan Allah SWT dengan cara mereka, dan tidak jarang dari mereka meyakini
bahwa cara ini labih ampuh dari sunnah (kaifiyat yang diajarkan rasul).
Karenanya kebanyakan mereka hanya tahu tentang amalan bid’ah saja, sedangkan
amalan sunnah banyak yang tidak mereka tahu.
Allah SWT berfirman :
Artinya : “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah SWT-lah agama
yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain
Allah SWT (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan Kami kepada Allah SWT dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya
Allah SWT akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih
padanya. Sesungguhnya Allah SWT tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan
sangat ingkar.
C.
Khurafat
1.
Pengertian
Khurafat menurut bahasa artinya cerita bohong. Sedangkan menurut
istilah berbagai kepercayaan yang khayal, bahwa di luar Allah ada berbagai
kekuatan gaib yang dapat menyebabkan keselamatan seseorang dan dapat pula
mendatangkan mudharat bagi seseorang. Islam sendiri memandang khurafat sebagai
semua cerita rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantangan, adat-istiadat,
ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam.
2.
Macam-macam khurafat
Adapun
macam-macam khurafat ada dua, yaitu :
1. Khurafat yang inheren dengan faham animisme
dan faham terhadap adanya kekuatan gaib (supranatural) yang dipancarkan oleh
berbagai macam roh, semisal adanya kepercayaan terhadap kekuatan yang memancar
dari kubur seseorang yang dianggap keramat.
2.
Khurafat yang inheren dengan paham dinamisme, ialah kepercayaan bahwa pada
setiap benda-benda tertentu terdapat kekuatan ghaib.
D. Takhayyul
1.
Pengertian
Takhayyul di dalam kamus karangan Mahmud Yunus berasal dari kata khayal
yang berarti apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal, baik dalam
keadaan sadar atau sedang bermimpi. Takhayyul diartikan juga percaya kepada
sesuatu yang tidak benar (mustahil). Jadi takhayyul merupakan bagian dari
khurafat. Takhayyul menjadikan seseorang menyembah kepada pohon, batu atau
benda keramat lainnya, mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain
sebagainya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Firman
Allah :
“Ingatlah,
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat-
dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa
yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang
yang pendusta dan sangat ingkar”(QS.Az-Zumar: 3).
2. Macam-macam
takhayyul
1.
Kekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala
jenisnya, (seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah
hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita.
2.
Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar iderawi, kemudian satu
dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru.Gambar baru tersebut bisa jadi
satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan
(kemustahilan). Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan
cerita-cerita khurafat lainnya.
E.
Tawassul
1.
Pengertian
Tawassul
dalam bahasa arab berarti taqarrub atau mendekat, misalnya firman Alloh SWT:
Artinya : Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”(Q.S.Al-Israa’:57)
Maksudnya, jalan yang dapat mendekatkan
mereka kepada tuhan mereka. Dengan pengertian ini, tawassul dibagi menjadi dua
jenis :
Pertama,
tawassul Masyru’ (diperintahkan). Yaitu taqarrub kepada Alloh dengan cara yang
dicintai dan diridhai Alloh. Misalnya dengan ibadah-ibadah wajib aatau sunnah,
baik berupa perkataan maupun perbuatan atau keyakinan.
Kedua,
Tawassul Ghairu Masyru’ (tidak diperintahkan). Yaitu taqarrub kepada Alloh
dengan cara yang tidak dicintai dan diridhai Alloh, baik dengan perkataan
maupun perbuatan atau keyakian. Inilah yang disebut tawassul bid’ah.[5]
2.
Macam-macam Tawassul
Adapun
Macam-Macam Tawassul, yaitu :
1.
Bertawassul dengan shalawat kepada Rasulullah SAW.
Dari Ubay bin ka’ab R.A berkata : “aku berkata kepada Rasulullah
SAW, “Ya Rasulullah, aku adalah orang yang sering bershalawat kepadamu.
Berapakah mestinya aku bershalawat kepadamu? Rasulullah menjawab, “sekehendakmu”.
Aku bertanya, Seperempat?”Beliau menjawab, “sekehendakmu”. Jika kau tambah
lebih baik. Akupun berkata separuh? Beliau menjawab sekehendakmu, jika kau
tambah lebih baik. Aku bertanya “dua pertiga? Beliau menjawab sekehendakmu.
Jika kau tambah lebih baik. Aku berkata, kujadikan seluruh shalawatku kepadamu?
Rasulullah SAW menjawab, “apa yang engkau inginkan tercapai. Dan dosamu
diampuni. (H.R Turmudzi).
Hadist
tersebut didukung oeh firman Alloh yang berbunyi :
Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi (bershalawat artinya
kalau dari Allah berarti memberi rahmat. Dari malaikat berarti memintakan
ampuan, dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdo’a seperti diberi rahmat).
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dah ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya”.(Q.S Al-Ahzab :56).
2.
Tawasul dengan asma’ dan shifat Allah
Allah berfirman :
Artinya
: Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-A’raf : 180).
3.
Tawasul Nabi Ayub A.S
Allah SWT berfirman :
Artinya : dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya:
"(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah
Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kamipun
memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan
Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah. (Q.S.-Al Anbiya’ 83-84).
4.
Tawasul dengan do’a-do’a yang ada dalam As-Sunnah
Seperti yang diajarkan Rasulullah
SAW yang berbunyi “Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dengan bersaksi idak ada
tuhan bahwasanya segala pujian bagi-Mu dan Tuhaan selain Engkau. Engkau maha
pemberi, yang menciptakan langit dan bumi, wahai yang maha tinggi dan Maha
Agung, yang Maha hidup dan Maha Berdiri”. Dan beberapa contoh do’a-do’a
lainnya.
5.
Tawasul dengan doa seperti yang dilakukan kaum muslimin tatkala
ditimpa musim kemarau dan mereka meminta agar Abbas bin abdul muthalib berdoa
untuk mereka.
6.
Tawasul dengan shalat, seperti shalat istikhoroh.
7.
Tawasul dengan cara mengerjakan segala yang fardhu dan yang sunnah
serta berbagai macam ibadah untuk taat kepada Allah SWT.
Demikianlah
beberapa macam tawasul yang disyariatkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang
telah dijelaskan oleh Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW agar manusia mampu
mendekatkan diri kepada-Nya dengan langsung.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Syirik adalah menyamakan sesuatu selain Allah dengan Allah, baik
itu berupa dzat-Nya, sifat-Nya, af’al-Nya maupun ketaatan yang harus ditujukan
kepada Allah.
2.
Bid’ah adalah cara
baru dalam agama yang menyamai syari'at, yang dimaksudkan untuk menapaki
seperti apa yang di maksudkan dalam syari'at (maksudnya sama dengan syari'at).
3.
Kurafat adalah
4.
Tahayyul adalah di dalam kamus Mahmud Yunus berasal dari kata khayal
yang berarti apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal, baik dalam
keadaan sadar atau sedang bermimpi.
5.
Tawassul Menurut Al-Baidhawi adalah apa-apa yang mengantarkan untuk
mndapatkan pahala dengan cara taat kepada-Nya dan meninggalkan maksiat.
B.
Penutup
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT dan shalawat serta salam kepada Rasul-Nya yang telah memberikan rahmatnya,
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dan rasa
ingin tahu penulis.
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah
ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh yang berhubungan dengan
makalah ini. Kami banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Ibrahim Muhammad bin
Abdullah Al-Buraikan,Pengantar Studi
Aqidah Islam, Robbani Press,jakarta 2000
Tim guru bina
PAI,Aqidah akhlak Madrasah Aliyah,Akik Pusaka,Sragen 2011
H. Ilyas, Yunahar, Lc.,MA. 2009.
Kuliah Aqidah Islam. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI).
Yogyakarta,2009
Sa’ad Shodiq
Muhammad,Mengungkap Kebenaran dan Kebatilan,Pustaka Azzam,Jakarta.2000.
[1]DR. Ibrahim Muhammad bin Abdullah
Al-Buraikan,Pengantar Studi Aqidah Islam, Robbani Press,jakarta,hlm 217.
[3] DR. Ibrahim Muhammad bin Abdullah
Al-Buraikan,Pengantar Studi Aqidah Islam, Robbani Press,jakarta,hlm 225.
[4] H. Ilyas, Yunahar,
Lc.,MA. 2009. Kuliah Aqidah Islam. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
(LPPI). Yogyakarta,hlm 121.
[5] DR. Ibrahim Muhammad bin Abdullah
Al-Buraikan,Pengantar Studi Aqidah Islam, Robbani Press,jakarta,hlm 298.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar