Minggu, 20 November 2016

Sholat Taqwiyatul hifdz

SHOLAT TAQWIYATUL HIFDZ
Dasar dari pelaksanaan sholat ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Hakim dan Imam Tirmidzi. berikut adalah haditsnya yang juga berisi tata cara pelaksanaannya ;
Dari Ibnu Abbas beliau berkata ; Ketika kami sedang duduk disisi Rasulullah Saw, tiba-tiba datanglah Ali Bin Abi tholib Ra, ia lalu berkata ; “Demi ayah dan ibuku!! Al-Qur`an ini telah terlepas dari dadaku , Maka aku tidak menemukan diriku mampu menguasainya”.
Rasulullah lalu berkata ; “Wahai Abal Hasan, maukah kau kuajari beberapa kalimat yang dengan kalimat ini Allah akan memberikan kemanfaatan padamu, dan orang-orang yang kau ajari kalimat itu, dan mengukuhkan apa yang kau pelajari dalam dadamu?”.
Sahabat Ali menjawab ; “Ya, wahai Rasulullah, ajarilah aku!”. Rasul bersabda ; “ketika malam jum’at, kalau kamu mampu untuk bangun pada 1/3 malam yang akhir (maka bangunlah), karena sesungguhnya waktu itu adalah waktu yang disaksikan, dan berdo`a pada waktu itu sangat mustajab.
Bahkan saudaraku Ya’qub berkata kepada putranya ; “Aku akan memintakan ampun kalian pada tuhanku”, ia berkata (demikian) sampai datanglah malam jumat. Jika kamu tidak mampu maka (bangunlah) pada tengah malamnya, jika kau tidak mampu juga maka pada 1/3 malam yang awal, kemudian shalatlah empat raka’at, pada raka’at pertama membaca Fatihah dan (surat) Yasin, pada raka’at kedua membaca Fatihah dan Haamim (surat) Ad-Dukhon, pada raka’at ketiga membaca Fatihah dan Alif lam mim Tanzil (surat) As-Sajdah. Pada raka’at keempat membaca Fatihah dan Tabarok Al-mufashshol (surat Al-Mulk).
Lalu ketika kau telah selesai dari Tasyahhud (Tahiyyat Akhir) maka pujilah Allah dan baguskanlah pujian pada Allah, dan bersholawatlah kepadaku dan baguskanlah, juga kepada Nabi-nabi yang lain, dan mintakanlah ampunan bagi mukminin dan mukminat dan juga bagi saudara-saudaramu yang telah mendahului kamu dengan iman kemudian berdo`alah pada akhir hal itu ;
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِى بِتَرْكِ الْمَعَاصِى أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِى وَارْحَمْنِى أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لاَ يَعْنِينِى وَارْزُقْنِى حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّى اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِى لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِى حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِى وَارْزُقْنِى أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِى يُرْضِيكَ عَنِّى اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِى لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِى وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِى وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِى وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِى وَأَنْ تَسْتَعْمِلَ بِهِ بَدَنِى فَإِنَّهُ لاَ يُعِينُنِى عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلاَ يُؤْتِيهِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيمِ
Ya Allah, kasihinilah aku dengan bisa meninggalkan maksiat selamanya selagi Engkau menetapkanku (selama hidupku), dan kasihinilah aku dari melakukan perkara yang tidak berguna bagiku, dan berikanlah aku baiknya penglihatan kepada perkara yang membuat Engkau ridho kepadaku.
Wahai Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang mempunyai keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang tidak dapat dicapai (oleh makhluk), aku memintamu Ya Allah…. Ya Rahman… demi keagungan-Mu dan cahaya Dzat-Mu agar Engkau menetapkan hatiku untuk bisa menghafal kitab-Mu sesuai dengan yang Engkau ajarkan padaku, dan berikanlah aku pertolongan untuk membaca kitab-Mu sesuai dengan cara yang membuat-Mu ridho padaku.
Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi yang mempunyai keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang tidak dapat dicapai (oleh makhluk), aku meminta kepada-Mu Ya Allah…. Ya Rahman… agar Engkau menyinari penglihatan batinku dengan kitab-Mu, agar Engkau membuat lisanku berucap dengannya, dan agar Engkau hilangkan dengannya kesusahan dari hatiku dan Engkau lapangkan dengannya dadaku, dan agar Engkau membuat tubuhku mengamalkanya karena sesungguhnya tidak ada yang mampu menolongku kepada kebenaran kecuali Engkau dan tidak ada yang mampu mendatangkanya kecuali Engkau.Tidak ada daya dan upaya selain dari Allah yang maha tinggi lagi maha agung.
Wahai Abal Hasan engkau lakukan itu dalam tiga jum`at, lima atau tujuh, maka engkau akan dikabulkan dengan izin Alloh. Dan demi dzat yang Allah mengutusku dengan kebenaran, aku tidak pernah menyalahi seorang mukmin sama sekali.”Ibnu Abbas berkata ; “maka demi Allah, tidak sampai lima atau tujuh sehingga Ali datang pada Rasulullah dalam majlis yang sama lalu berkata ; “Wahai Rasulullah sesungguhnya aku dahulu tidak mengambil (menghafal) kecuali empat ayat atau semisalnya, dan ketika aku membacakannya, ia terlepas.
Dan sekarang aku mempelajari 40 ayat dan semisalnya lalu ketika aku membacakannya maka seakan-akan kitab Allah ada dihadapan kedua mataku, dan dulu aku mendengarkan hadits lalu ketika aku mengulanginya, ia terlepas. Dan sekarang aku mendengar banyak hadits lalu ketika kau berucap dengannya, aku tidak mengurangi darinya satu hurufpun. Maka Rasulullah berkata kepadanya ketika itu ; “Engkau seorang mukmin, Demi pemilik Ka’bah! wahai Abal Hasan!
Penjelasan Sekalipun kualitas hadits ini masih dipermasalahkan oleh kalangan ahli hadis, sebagian ulama menganggap dho`if sebagian yang lain menshohihkannya menurut syarat al-Bukhoriy dan Muslim. Namun terlepas dari itu, tidak ada salahnya kita melaksanakan isi hadits ini, karena hal ini juga sesuai dengan firman Allah ; “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (Al-Baqoroh 45) Dalam kitab “Syaraful Ummah Al Muhammadiyah” karya Abuya As-Sayyid Muhammad Ibn Alawy Al-Maliky disebutkan; “Dan telah terdapat percobaan yang menguatkan apa yang telah saya sebutkan. AL-Hafidz Abul Hasan ibn Iraq berkata ; “Dan lebih dari satu orang memberitahu aku bahwa mereka telah mencoba berdo`a dengannya dan menemukan bahwa hal ini memang benar”.



Tata Cara Pelaksanaan Sholat TAQWIYATUL HIFDZ:
§  Dilakukan pada akhir malam jum`at, atau tengahnya atau awalnya namun yang terbaik adalah akhirnya
§  Dilakukan dengan empat raka’at satu salaman tanpa tasyahud awal atau satu salaman dengan tasyahud awal atau dua salaman, dengan niat shalat sunnah muthlak;
§  Raka’at pertama, membaca Fatihah dan surat Yasin, yang kedua Fatihah dan surat ad-Dukhon, yang ketiga membaca Fatihah dan surat as-Sajdah, yang keempat membaca Fatihah dan surat al-Mulk.
§  Jika belum hapal bisa dilakukan dengan memegang mushaf lalu membacanya atau jika tidak mampu bisa diganti dengan surat-suratan pendek (semampunya).
§  Setelah Tasyahud, dalam ini terdapat dua kemungkinan terhadap maksud perkataan Nabi ” Lalu ketika kau telah selesai dari Tasyahhud” ; yang pertama sesudah membaca tasyahud tapi sebelum salam, yang kedua sesudah salam.
§  Akan tetapi yang paling masyhur adalah sebelum salam. Maka, sesudah bersyahadat membaca hamdalah dan bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw dan juga nabi-nabi yang lain, lalu memintakan ampunan bagi mukminin dan mukminat dan juga bagi saudara-saudara yang telah mendahului kita.
§  Setelah itu membaca do`a;
اللَّهُمَّ ارْحَمْنِى بِتَرْكِ الْمَعَاصِى أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِى وَارْحَمْنِى أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لاَ يَعْنِينِى وَارْزُقْنِى حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّى اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِى لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِى حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِى وَارْزُقْنِى أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِى يُرْضِيكَ عَنِّى اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِى لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِى وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِى وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِى وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِى وَأَنْ تَسْتَعْمِلَ بِهِ بَدَنِى لأَنَّهُ لاَ يُعِينُنِى عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلاَ يُؤْتِيهِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيمِ
Setelah selesai shalat dianjurkan memperbanyak istighfar dan membaca sholawat.
Jika kita perhatikan do’a yang disebutkan dalam hadits, pada kalimat pertama terdapat kata-kata “ Ya Allah, Kasihinilah aku dengan bisa meninggalkan maksiat… dst” ini menunjukkan bahwa termasuk yang membuat lemahnya hafalan seseorang adalah karena bermaksiat kepada Allah.
Seorang Tabi’i, Adh-Dhohak Berkata ;
ما من أحد تعلم القرآن ثم نسيه إلا بذنب يحدثه؛ لأن الله تعالى يقول: {وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ{ ]الشورى: 30] ، وإن نسيان القرآن من أعظم المصائب
Tidak ada seorang pun yang belajar al-Qur`an kemudian ia lupa kecuali karena dosa yang ia kerjakan, karena Allah telah berfirman ; “ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri” (Asy-Syura : 30), dan sesungguhnya lupa akan al-Qur`an termasuk musibah yang paling besar. Setelah itu barulah diikuti permohohan agar hati kita mampu menghafal al-Qur`an dan karena dalam membaca al-Qur`an sering terjadi kesalahan bacaan, maka dalam do`a tersebut, juga terdapat permintaan agar Allah menyesuaikan bacaan kita dengan apa yang telah Allah turunkan.
Do`a dalam hadits di atas juga mengandung permintaan agar Allah menyatukan hati dan jiwa kita kedalam al-Qur`an, agar setiap perbuatan kita sesuai dengan al-Qur`an. Sungguh ini adalah do`a yang sangat bagus!

Dan sangat dianjurkan bagi kaum mukminin terutama para penghafal al-Qu`ran……….. Wallohu a`lam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar